KOMUNIKASI ANTARA ORANG TUA DAN ANAK REMAJA
A. Pengertian Komunikasi
Kehidupan manusia di dunia tidak dapat
dilepaskan dari aktivitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian
integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia dan masyarakat.
Aktivitas komunikasi dapat dilihat pada setiap aspek kehidupan sehari-hari
manusia yaitu sejak dari bangun tidur sampai manusia beranjak tidur pada malam
hari. Bisa dipastikan sebagian besar dari kegiatan kehidupan kita mengunakan
komunikasi baik komunikasi verbal maupun nonverbal. Namun, apa yang dimaksud
dengan komunikasi itu sendiri ?
Berikut ini pengertian menurut para
ahli:
ü
Gerald
R. Miller
Komunikasi terjadi saat satu sumber
menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat sadar untuk memengaruhi perilaku
mereka.
ü
Everett
M. Rogers
Komunikasi adalah proses suatu ide
dialihkan dari satu sumber kepada satu atau banyak penerima dengan maksud untuk
mengubah tingkah laku mereka.
ü
Carl
I. Hovland
Komunikasi adalah suatu proses yang
memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya dengan menggunakan
lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.
B. Tujuan
Komunikasi
a. Dalam masyarakat
Hewitt (1981), menjabarkan tujuan penggunaan
proses komunikasi secara spesifik sebagai berikut:
1. Mempelajari
atau mengajarkan sesuatu
2. Mempengaruhi
perilaku seseorang
3. Mengungkapkan
perasaan
4.
Menjelaskan
perilaku sendiri atau perilaku orang lain
5. Berhubungan
dengan orang lain
6. Menyelesaian
sebuah masalah
7. Mencapai
sebuah tujuan
8. Menurunkan
ketegangan dan menyelesaian konflik
9. Menstimulasi
minat pada diri sendiri atau orng lain
b.
Dalam keluarga (Orang tua-anak)
1.
Membangun hubungan yang harmonis dengan
remaja
2.
Membentuk suasana keterbukaan dan mendengar
3.
Membuat remaja mau bicara pada saat mereka
menghadapi masalah
4.
Membuat remaja mau mendengar dan menghargai
orang tua dan orang
dewasa saat mereka berbicara
dewasa saat mereka berbicara
5.
Membantu remaja menyelesaikan masalah yang
mereka hadapi
C.
Komunikasi antara orang tua dan anak (remaja)
Komunikasi antara orang tua dan anak
sangatlah penting bagi perkembangan jiwa dan pembentukan jati diri seorang
anak. Menurut Henny, jika orangtua tidak merasa nyaman maka orangtua juga tidak
akan bisa menumbuhkan rasa nyaman pada anak. Padahal rasa nyaman penting untuk
melaksanakan komunikasi. Oleh sebab itu orangtua haruslah mampu berkomunikasi
dengan baik terhadap anaknya, agar tidak terjadi kesalahpahaman serta dapat
terjalin hubungan yang baik antara orang tua dan anak. Bentuk komunikasi orang
tua dan anak tidak hanya berwujud pembicaraan antara orang tua dan anak saja
tetapi juga gerak-gerik fisik orang tua atau sikap dan perasaan orang tua terhadap anak.
Dengan adanya bentuk komunikasi yang beragam, orang tua haruslah bijak dalam berbicara dan bertingkah laku, karena semua yang dilakukan oleh orang tua tanpa disadari akan di contoh oleh anaknya. Banyak anak akan disiplin dalam dalam semua kehidupannya karena mereka mencontoh perilaku orang tuanya, hal ini mereka dasari dari mencontoh dan melihat, tidak sekedar orang tua menyuruh dalam memberi suatu perintah kepada anaknya. Sikap saling menghargai antara orang tua dan anak akan memberi nilai lebih pada keluarga dan lingkungannya dan komunikasi yang efektif akan menjadi jembatan yang bernilai lebih antara orang tua dan anak-anaknya.
Dengan adanya komunikasi yang baik dan terarah, orang tua dapat mendidik anak-anaknya dengan lebih bijak dan memberikan kebebasan berkreatifitas kepada mereka agar mereka dapat berkembang cemerlang menjadi dirinya sendiri di masa depan.
Dengan adanya bentuk komunikasi yang beragam, orang tua haruslah bijak dalam berbicara dan bertingkah laku, karena semua yang dilakukan oleh orang tua tanpa disadari akan di contoh oleh anaknya. Banyak anak akan disiplin dalam dalam semua kehidupannya karena mereka mencontoh perilaku orang tuanya, hal ini mereka dasari dari mencontoh dan melihat, tidak sekedar orang tua menyuruh dalam memberi suatu perintah kepada anaknya. Sikap saling menghargai antara orang tua dan anak akan memberi nilai lebih pada keluarga dan lingkungannya dan komunikasi yang efektif akan menjadi jembatan yang bernilai lebih antara orang tua dan anak-anaknya.
Dengan adanya komunikasi yang baik dan terarah, orang tua dapat mendidik anak-anaknya dengan lebih bijak dan memberikan kebebasan berkreatifitas kepada mereka agar mereka dapat berkembang cemerlang menjadi dirinya sendiri di masa depan.
a.
Kiat/Cara berkomunikasi dengan anak (remaja)
1.
Dengarkan
ü Terima
anak apa adanya
ü Perhatikan
ungkapan, gerakan-gerakan,pernyataan, nada suara
ü Sabar,
mau mendengar keluhan
ü Jangan
memutus pembicaraan
2. Pahami
ü Dorong
remaja untuk mengekspresikan perasaan
ü Pahami
apa yang dirasakan, dipikirkan, dicemaskan remaja
ü Bantu
remaja untuk dapat memahami masalah sesuai sudut pandang remaja
ü Gunakan
bahasa tubuh (tatapan mata, belaian)
3. Mendengar
Aktif
Dengan
mendengar aktif orang tua dapat menyampaikan pemahamannya dengan belajar
menjadi ‘Cermin (paraphrasing)/memantulkan kembali’ perasaan dan mengulangi
inti pesan yang diungkapkan remaja.
Manfaat
Menjadi cermin:
- Remaja merasa didengar: perasaan dirinya penting dan berharga
- Remaja juga akan mau mendengar orang tua : Terjalin kerja sama
- Merangsang remaja berbicara dan mengungkapkan masalahnya
- Orang tua dengan tepat dapat paham apa yang sebenarnya dirasakn anaknya
- Menumbuhkan keakraban atau kehangatan
- Remaja akan mudah menerima dan memahami orang lain
4. Gunakan
“pesan saya” bukan “pesan kamu”
Pesan
Saya adalah tehnik komunikasi untuk menyampaikan bagaimana perasaan kita orang
tua sebagai akibat dari tindakan atau perilaku anak yang bermasalah. Sedangkan “Pesan Kamu” adalah tekhnik
komunikasi yang dalam penyampaiannya membuat anak merasa disalahkan dan
diceramahi. Untuk membedakan ‘Pesan
saya’ dan ‘pesan Kamu’, simak ilustrasi berikut.
Ibu masuk kek kamar anak dan melihat
kamar sangat berantakan, buku berserakkan, mainan bertebaran, pakaian
bergantungan dimana-mana. Si anak sendiri sedang asyik membaca komik ditempat
tidur tanpa terganggu dengan keadaan kamar.
Pesan
kamu :
“Ya ampun, kakak, kok malah asyik baca komik… Coba lihat kamarmu berantakan
gini, sudah dibilingai berkali-kali… kamar itu mesti rapi. Kamu kok gak
dengerin ibu sih!”
Pesan
saya :
“kakak… ibu tuh merasa kesal kalau melihat kamarmu berantakan begini karena
jadi kelihatan sumperk, kotor dan terutama bisa jadi sarang nyamu”
b.
Cara yang salah dalam berkomunikasi dengan
anak (remaja)
1. Menyalahkan
"Kamu malas, sih, Mama pusing jadinya!"
Pernyataan negatif ini bisa menjadi masalah baru atas apa yang sesungguhnya
ingin Anda selesaikan. Jika Anda ingin ia membereskan kamar tidur dengan cara
menyalahkan, sama halnya memperhebat pertengkaran lebih dari sekadar kamar yang
tak beres. Bahkan kini, karakternya menjadi rusak karena telah diperdebatkan.
Sebaiknya, Anda coba hindari berkata, "Mama merasa
kamu ...!" Atau, "Mama harap kamu ...!" Tapi cobalah katakan,
"Mama berharap kita setuju dan konsisten dengan keputusan kita. Menurutmu,
bisakah kita melakukannya?"
2.
Menyindir
"Kamu itu bodoh banget sih, masa begini saja tidak
bisa" Hindari sindiran seperti ini karena akan sama saja dengan melempar
minyak ke arah api, bukan memadamkannya.
3.
Menyangkal pentingnya perasaan orang lain
Orang tua kerap berkata, "Mama tahu apa yang kamu
rasakan, tapi ..." Padahal, Anda tak tahu apa yang dirasakan sang anak.
Atau, mungkin Anda memang tahu tapi menyangkal kesempatan anak remaja Anda
untuk menyatakan apa yang dirasakannya, dan justru memperlihatkan padanya, Anda
tahu semuanya dan tak mau mendengar.
4.
Sarkasme
"Ini memang pintar untuk dilakukan, tapi apakah
perlu kamu lakukan?" Kata-kata ini memberi kesan meremehkan, dan
menghambat komunikasi lebih lanjut.
5.
Membicarakan hal yang sudah lewat
"Dan satu lagi, kamu juga memperlakukan adikmu
sangat buruk pada piknik tahun lalu." Atau "Dan ingat, bagaimana dulu
kamu merusak sweater Mama yang kamu pinjam?" Anda tak bisa langsung
memperbaiki semua masalah di saat yang sama. Melemparkan terlalu banyak masalah
dan membawanya ke pembicaraan baru hanya memastikan, Anda tak membahas
permasalahan secara jelas.
6.
Membuat menangis
"Jangan mulai menangis, atau nanti Mama kasih kamu
sesuatu yang betul-betul akan membuat kamu tambah menangis!" Seringkali orang
tua berkata demikian. Tapi, menangis adalah respons sebenarnya atas beberapa
situasi. Anak remaja yang menangis di depan orang tuanya memperlihatkan rasa
sakit hati atau penderitaannya. Hal ini tentu tak mudah bagi kedua pihak, jadi
hormatilah perasaan sedih anak remaja Anda.
7.
Ceramah
Penggunaan kata-kata, "Harus begini!" atau
"Jangan begitu!" kepada anak remaja memberi kesan Anda sedang
berceramah. Hal ini akan menghentikan komunikasi antara Anda dengannya.
Sebaiknya, cobalah memberi kesan mengajar, bukan menceramahi.
8.
Memberi perintah
Kegagalan yang umum dilakukan orang tua adalah menyuruh
anak remaja dengan nada memerintah misalnya, "Bersihkan kamarmu!"
atau "Cepat berpakaian!" atau "Jangan terlambat bangun!"
Cara ini justru membuat anak jadi tak mempedulikan Anda.
9.
Mengganggu
Seperti sarkasme, mengganggu atau menyindir anak remaja
akan memberi kesan, Anda meremehkannya. Bila mengganggu menjadi suatu
kebiasaan, justru akan menjadi masalah, dan tak akan menyelesaikannya.
10. Berlebihan
"Bereskan kamarmu! Jika tidak, kamu tak akan punya
rumah. Tidur saja di emperan!" atau "Kamu memang tak pernah bisa
melakukan apa-apa ya?" Anda hanya membesar-besarkan masalah, yang
mengakibatkan terhambatnya Anda dalam menyelesaikan masalah.